Rabu, 13 Februari 2013

Kisah Wanita yang Trauma pada Hari Valentine


 
Jakarta - Valentine di tahun 2008 lalu, mungkin bukan momen terbaik dalam kehidupan percintaan seorang Efrina (bukan nama sebenarnya). Di hari yang 'kata orang' disebut Hari Kasih Sayang itu, wanita berusia 26 tahun ini justru merasakan kekecewaan berat. Diberi harapan palsu oleh pria yang (pernah) sangat dicintainya.

Hubungan Efrina dengan seorang pria kala itu, sebut saja Andre memang tidak pernah didasari status yang jelas. Namun keduanya sudah saling bersikap layaknya sepasang kekasih. Kedekatannya dengan Andre pun mampu mengubah pandangan Efrina tentang Valentine.

Sebelum bertemu Andre, Efrina termasuk wanita yang skeptis dan tidak tertarik dengan Hari Valentine. Tapi karena Andre, untuk pertama kalinya Efrina menyiapkan hadiah spesial yang bahkan sudah disiapkannya beberapa sebelum hari H. "Jauh-jauh hari saya siapkan cokelat made by my own hands, dikemas manis, dengan pita merah, penuh dengan cinta saya simpan baik-baik menunggu hari H," kisah Efrina saat berbincang dengan wolipop, Senin (11/02/2013).

Sosok Andre yang cerdas, mandiri dan selalu 'nyambung' setiap mengobrol atau berdiskusi membuat Efrina jatuh hati dan mau berbuat apapun yang bisa menyenangkan hati 'teman tapi mesranya' itu. "Saat itu juga banyak teman yang suka kasih cokelat ke pacar-pacarnya. Jadi saya ikutan juga," tambahnya.

Setelah menyiapkan hadiah, hari yang ditunggu-tunggu pun datang. Saat itu bertepatan dengan Sabtu, dimana biasanya Andre memang kerap bertandang ke rumah Efrina. Namun berjam-jam menunggu, sosok pria itu tak juga datang. Tidak juga hari-hari berikutnya padahal.

"Dia tidak pernah muncul lagi, SMS dan telepon pun hanya beberapa kali," ujar Efrina.

Kekecewaan karena diberi harapan palsu setelah menjalin kedekatan selama satu tahun pun sempat membuat Efrina stres selama tiga bulan dan trauma dengan Valentine.

"Sempat berjanji tidak akan pernah menspesialkan Valentine's Day. No more chocolate, no more roses, no more deep in love woth someone like him!" tegasnya.

Rasa kecewa yang mendalam itu datang karena Andre mengakhiri hubungan hanya lewat telepon. Tanpa tatap muka, padahal mereka kuliah di kampus yang sama. "Dengan alasan telah diterima kerja dengan gaji tinggi dan telah berangkat ke Kalimantan, dia memohon maaf melalui telepon dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menemui saya di Valentine'd Day. Tidak bisa lagi ada di samping saya," urai Efrina.

Perlu dua tahun bagi Efrina untuk menghapus rasa kecewa dan benar-benar move on. Sampai akhirnya wanita yang hobi membaca ini menemukan tambatan hati. Kini Efrina telah menikah dan memiliki anak. Meskipun tidak terlalu menganggap Valentine hari yang spesial, Efrina mencoba melihat itu sebagai sesuatu yang positif yang bisa mendekatkan hubungan antara dia dan sang suami yang kini terpisah jarak karena pekerjaan.

"Kita jauh karena long distance. Suami di malang, saya di Jakarta. Tapi tetap telepon dan ngucapin hari Valentine. Tahun lalu dia kirim cokelat dari Malang ke Jakarta," tutupnya.

 sumber : http://wolipop.detik.com